BAB
I MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI BAGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.
Informasi Akuntansi
1.
Pengertian Akuntansi
Komite
Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of
Certified Public Accountans) mendefinisikan akuntansi ke dalam beberapa
definisi (Belkaoui, 2000 : 37). Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan,
dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang
berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, penginterpretasian hasil proses
tersebut.
Definisi
akuntansi terbaru telah mengacu pada konsep informasi kuantitatif. Akuntansi
adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan
bermanfaat dalam pembuatan keputusan – keputusan ekonomi, dalam membuat pilihan
di antara alternatif tindakan yang ada.
2.
Pemakai Informasi Akuntansi
Interpretasi
terhadap laporan keuangan sebagai hasil akhir dari kegiatan akuntansi sangat
bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
tersebut. Pihak – pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terkandung dalam
laporan keuangan perusahaan dikelompokkan
menjadi dua pihak, yaitu: (1) pihak intern perusahaan (manajemen) dan (2) pihak
ekstern perusahaan, yang antara lain terdiri atas: pemilik perusahaan
(investor), kreditur, pemerintah, serikat pekerja, dan masyarakat tertentu.
Laporan akuntansi suatu perusahaan, oleh pihak – pihak tersebut umumnya
digunakan sebagai informasi yang bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan
ekonomi yang akan dilakukan, sesuai kepentingan masing – masing pihak tersebut.
Dalam kaitannya dengan harga saham, maka pemakai
laporan keuangan yang sangat membutuhkan informasi akuntansi adalah pemilik
perusahan atau pemegang saham. Pemilik perusahaan perkepentingan terhadap
laporan akuntansi suatu perusahaan sehubungan dengan modal yang diinvestasikan
pada perusahaan tersebut. Informasi yang diperoleh dari laporan akuntansi,
umumnya bermanfaat bagi pemilik perusahaan untuk mengukur hasil usaha yang
telah dicapai perusahaan tersebut selama periode tertentu, serta prospek hasil
usaha tersebut di masa yang akan datang. Hal tersebut penting bagi pemilik
perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan kebijaksanaan
investasinya untuk masa yang akan datang (Mardiasmo, 2000 : 5).
3.
Informasi Akuntansi
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi
akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat
untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan – pilihan diantara
alternatif-alternatif tindakan. Penggunaan informasi akuntansi itu untuk
perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional
(Anthony, 1965; Simons,1991).
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan
dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan
impelemntasi keputusan-keputusan perusahaan (Arnold and Hope, 1990). Agar data
keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai.
Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu (a) informasi operasi;
(b) informasi akuntansi manajemen; dan (c) informasi akuntansi keuangan
(Anthony & Reece;
1989 : 5).
a. Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data mentah
bagi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi
operasi yang terdapat pada perusahaan manufaktur antara lain: informasi
produksi; informasi pembelian dan pemakaian bahan baku; informasi penggajian; informasi
penjualan; dan lain-lain (Mulyadi, 1995 : 15).
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut Anthony dan Reece (1989 : 6)
informasi akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen disebut
informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan dalam tiga fungsi
manajemen, yaitu: (1) perencanaan; (2) implementasi; (3) pengendalian.
Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi
keuangan yang disebut akuntansi manajemen (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen,
2005).
Informasi akuntansi manajemen ini
disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan, seperti anggaran,
laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat
pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
c. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan
baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi (IAI, 2001).
Informasi akuntansi keuangan untuk pihak
luar disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan. Pihak luar yang menggunakan
laporan keuangan meliputi pemegang saham, kreditur, badan atau lembaga
pemerintah, dan masyarakat umum dimana masing-masing pihak tersebut mempunyai kepentingan
yang berbeda. Informasi ini disajikan dan disusun berdasarkan aturan dasar yang
dinamakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar akuntansi keuangan tersebut
dipakai untuk menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan untuk pihak luar
menyajikan suatu gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu organisasi. Pihak manajemenmemerlukan informasi akuntansi keuangan yang
lebih rinci (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen, 2005).
Holmes dan Nicholls (1988)
mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut
manfaatnya bagi para pemakai, yaitu: a) statutory accounting information, merupakan
informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada; b) budgetary
information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran
yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan
keputusan dan c) additional accounting information, yaitu informasi
akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas
pengambilan keputusan manajer.
B.
Teori
Sinyal (Signaling Theory)
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan
pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga
saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima
informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau
sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai
sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham saham,
dimana harga saham menjadi naik.
Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news)
sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian
pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Dengan
demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan
ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam
efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita
memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar
(investor, kreditor).
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal
yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti
laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada
perusahaan lain.
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang
berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada
dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk
membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan
arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan
sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan.
Dengan dilaksanakannya analisis terhadap laporan arus kas, maka investor
diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya,
dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.
C.
Teori
Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)
Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana
manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau
prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor (Brigham, 1999:35 dalam
Susetyo, 2006). Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai
informasi yang lebih banyak dari pada para investor (Husnan, 1996:325 dalam
Susetyo, 2001).
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri
informasi yaitu:
a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer
serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang
keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang
mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham
tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
b. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang
dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham
maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar
pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau
norma mungkin tidak layak dilakukan. Kurangnya informasi pihak luar mengenai
perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan,
dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi
informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang
informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk, 2000 dalam Sari, 2006).
Dengan demikian, penerbitan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari
laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan
perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.
D.
Laba
Akuntansi
Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang
direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode-periode tersebut (Harahap, 2003:273).
Dari defenisi tersebut, terlihat jelas bahwa dalam menghitung laba dengan
menbandingkan pendapatan atas biaya (macthing cost aginst revenue).
Menurut PSAK No. 46 paragraf ketujuh laba akuntansi adalah laba atau rugi
bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.
Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh
manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut
sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan
akhir pihak-pihak tersebut. Pentingnya informasi laba akuntansi tercantum
secara jelas dalam PSAK No. 25, yaitu : laporan laba rugi merupakan laporan
utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode terntentu.
Informasi tentang kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi
tersebut sering kali digunakan untuk meperkirakan kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas yang di masa yang
akan datang. Dalam hal ini, informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja
adalah penting.
E.
Laporan
Keuangan
1.
Pengertian
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan yang utama untuk perseroan adalah laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah alat utama perusahaan untuk
menyampaikan informasi akuntansi kepada pihak luar perusahaan (SFAC No 1
(1978)). Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila
publikasi laporan keuangan tersebut menvebabkan reaksi pasar. Istilah reaksi
pasar ini mengacu pada perilaku investor dan pelaku pasar lainnya untuk
melakukan transaksi membeli ataupun menjual saharn (Adjie, 2003 dalam Fathul,
2009).
2.
Laporan
Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan
penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha untuk suatu periode
waktu tertentu. Laporan arus kas melaporkan nilai bersih arus kas dari
aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan perusahaan. Selain itu juga
menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari masing-masing aktivitas
tersebut.
Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan
keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya
di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada
suatu entitas untuk satu periode.
F.
Kriteria Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi
bisa dikatakan berkualitas bila memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Perbandingan antara manfaat dan
biaya.
Manfaat laporan informasi akuntansi
paling tidak harus sama dengan biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya
sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar daripada manfaat yang bisa
diterima oleh pemakaian informasi tersebut.
2. Dapat dimengerti.
Informasi akuntansi dapat dimengerti
oleh pemakai bila dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan pemakai.
3. Relevan.
Agar informasi akuntansi relevan, maka
dipilih metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang sesuai dan bisa
membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat diuji.
Informasi akuntansi harus dapat diuji
kebenarannya oleh para penguji independen dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama.
5. Netral.
Informasi akuntansi harus ditujukan pada
kebutuhan umum pemakai, bukan pada kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak
tertentu.
6. Menyajikan yang seharusnya.
Informasi akuntansi bisa dipercaya, bila
menyatakan yang sebenarnya atau menyajikan yang seharusnya.
7. Nilai prediksi.
Informasi akuntansi tentang posisi
keuangan masa lalu memiliki nilai prediksi. Artinya, dapat dipakai sebagai
dasar memprediksi atau meramalkan masa depan.
8. Feedback (umpan balik).
Umpan balik bisa berupa pembenaran atau
penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
9. Tepat waktu.
Informasi akuntansi harus disampaikan
tepat waktu agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan/kebijakan
perusahaan dan untuk mencegah tertundanya pengambilan keputusan/kebijakan.
10. Dapat dibandingkan atau konsisten.
Informasi akuntansi yang disajikan harus
dapat memudahkan pemakai untuk membandingkannya dengan informasi sejenis dari
perusahaan lain. Dan perbedaan informasi akuntansi yang diperoleh harus
disebabkan oleh faktor keadaan ekonomi, bukan disebabkan oleh perbedaan prinsip
atau metode/prosedur.
G. Manfaat Informasi Akuntansi
Proses
penggunaan akuntansi dalam menyajikan informasi kepada para pemakainya dapat
Anda lihat pada diagram berikut ini.
Penggunakan informasi akuntansi adalah Investor, Kreditur,
Pemerintah, Karyawan dan begitu juga Manajer atau Pemimpin Perusahaan. Jadi
informasi akuntansi itu berguna bagi mereka sebagai dasar pengambilan keputusan
masing-masing, serta dapat memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada
pemilik, dan mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.
Dengan demikian kegunaan akuntansi yaitu:
a. untuk
mendapatkan informasi keuangan perusahaan\
b. untuk
mempertanggungjawabkan manajemen kepada pemilik; dan
c. untuk
mengetahui perkembangan perusahaan.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan :
informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif
tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
dalam menentukan pilihan – pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan.
Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan
manajemen dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons,1991).
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan
dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan
impelemntasi keputusan-keputusan perusahaan (Arnold and Hope, 1990). Agar data
keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal
perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai.
Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu (a) informasi operasi;
(b) informasi akuntansi manajemen; dan (c) informasi akuntansi keuangan.
Informasi akuntansi
bisa dikatakan berkualitas bila memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Perbandingan antara manfaat dan
biaya.
Manfaat laporan informasi akuntansi
paling tidak harus sama dengan biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya
sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar daripada manfaat yang bisa
diterima oleh pemakaian informasi tersebut.
2. Dapat dimengerti.
Informasi akuntansi dapat dimengerti
oleh pemakai bila dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan pemakai.
3. Relevan.
Agar informasi akuntansi relevan, maka
dipilih metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang sesuai dan bisa
membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat diuji.
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya
oleh para penguji independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Netral.
Informasi akuntansi harus ditujukan pada
kebutuhan umum pemakai, bukan pada kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak
tertentu.
6. Menyajikan yang seharusnya.
Informasi akuntansi bisa dipercaya, bila
menyatakan yang sebenarnya atau menyajikan yang seharusnya.
7. Nilai Prediksi.
Informasi akuntansi tentang posisi
keuangan masa lalu memiliki nilai prediksi. Artinya, dapat dipakai sebagai
dasar memprediksi atau meramalkan masa depan.
8. Feedback (umpan balik).
Umpan balik bisa berupa pembenaran atau
penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
9. Tepat waktu.
Informasi akuntansi harus disampaikan
tepat waktu agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan/kebijakan
perusahaan dan untuk mencegah tertundanya pengambilan keputusan/kebijakan.
10. Dapat dibandingkan atau konsisten.
Informasi akuntansi yang disajikan harus
dapat memudahkan pemakai untuk membandingkannya dengan informasi sejenis dari
perusahaan lain. Dan perbedaan informasi akuntansi yang diperoleh harus
disebabkan oleh faktor keadaan ekonomi, bukan disebabkan oleh perbedaan prinsip
atau metode/prosedur.
DAFTAR
PUSTAKA