Senin, 01 Oktober 2012

Manfaat Informasi Akuntansi

BAB I MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI BAGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.       Informasi Akuntansi
1.         Pengertian Akuntansi
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountans) mendefinisikan akuntansi ke dalam beberapa definisi (Belkaoui, 2000 : 37). Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, penginterpretasian hasil proses tersebut.
Definisi akuntansi terbaru telah mengacu pada konsep informasi kuantitatif. Akuntansi adalah aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan – keputusan ekonomi, dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada.
2.         Pemakai Informasi Akuntansi
Interpretasi terhadap laporan keuangan sebagai hasil akhir dari kegiatan akuntansi sangat bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Pihak – pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terkandung dalam laporan keuangan perusahaan dikelompokkan menjadi dua pihak, yaitu: (1) pihak intern perusahaan (manajemen) dan (2) pihak ekstern perusahaan, yang antara lain terdiri atas: pemilik perusahaan (investor), kreditur, pemerintah, serikat pekerja, dan masyarakat tertentu. Laporan akuntansi suatu perusahaan, oleh pihak – pihak tersebut umumnya digunakan sebagai informasi yang bermanfaat untuk dasar pengambilan keputusan ekonomi yang akan dilakukan, sesuai kepentingan masing – masing pihak tersebut.
Dalam kaitannya dengan harga saham, maka pemakai laporan keuangan yang sangat membutuhkan informasi akuntansi adalah pemilik perusahan atau pemegang saham. Pemilik perusahaan perkepentingan terhadap laporan akuntansi suatu perusahaan sehubungan dengan modal yang diinvestasikan pada perusahaan tersebut. Informasi yang diperoleh dari laporan akuntansi, umumnya bermanfaat bagi pemilik perusahaan untuk mengukur hasil usaha yang telah dicapai perusahaan tersebut selama periode tertentu, serta prospek hasil usaha tersebut di masa yang akan datang. Hal tersebut penting bagi pemilik perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan kebijaksanaan investasinya untuk masa yang akan datang (Mardiasmo, 2000 : 5).
3.         Informasi Akuntansi
Belkaoui (2000) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan – pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons,1991).
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan impelemntasi keputusan-keputusan perusahaan (Arnold and Hope, 1990). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu (a) informasi operasi; (b) informasi akuntansi manajemen; dan (c) informasi akuntansi keuangan (Anthony & Reece;
1989 : 5).
a. Informasi Operasi
Informasi ini menyediakan data mentah bagi informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Informasi operasi yang terdapat pada perusahaan manufaktur antara lain: informasi produksi; informasi pembelian dan pemakaian bahan baku; informasi penggajian; informasi penjualan; dan lain-lain (Mulyadi, 1995 : 15).
b. Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut Anthony dan Reece (1989 : 6) informasi akuntansi yang khusus ditujukan untuk kepentingan manajemen disebut informasi akuntansi manajemen. Informasi ini digunakan dalam tiga fungsi manajemen, yaitu: (1) perencanaan; (2) implementasi; (3) pengendalian. Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi manajemen (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen, 2005).
Informasi akuntansi manajemen ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan, seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban, laporan biaya menurut aktivitas, dan lain-lain.
c. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2001).
Informasi akuntansi keuangan untuk pihak luar disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan posisi keuangan. Pihak luar yang menggunakan laporan keuangan meliputi pemegang saham, kreditur, badan atau lembaga pemerintah, dan masyarakat umum dimana masing-masing pihak tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda. Informasi ini disajikan dan disusun berdasarkan aturan dasar yang dinamakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar akuntansi keuangan tersebut dipakai untuk menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan untuk pihak luar menyajikan suatu gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi. Pihak manajemenmemerlukan informasi akuntansi keuangan yang lebih rinci (Mulyadi, 1995 ; Hansen & Mowen, 2005).
Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu: a) statutory accounting information, merupakan informasi yang harus disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada; b) budgetary information, yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan dan c) additional accounting information, yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer.

B.       Teori Sinyal (Signaling Theory)
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Apabila pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam harga saham saham, dimana harga saham menjadi naik.
Pengumuman informasi akuntansi memberikan sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham, dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui perubahan dalam harga saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi harga saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Efisiensi pasar merupakan konsep dasar yang bisa membantu kita memahami bagaimana sebenarnya mekanisme harga yang terjadi di pasar modal.
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor).
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis terhadap laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.

C.       Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)
Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan dari pada yang dimiliki investor (Brigham, 1999:35 dalam Susetyo, 2006). Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dari pada para investor (Husnan, 1996:325 dalam Susetyo, 2001).
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
b. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk, 2000 dalam Sari, 2006). Dengan demikian, penerbitan laporan arus kas sebagai salah satu bagian dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.

D.       Laba Akuntansi
Laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode-periode tersebut (Harahap, 2003:273). Dari defenisi tersebut, terlihat jelas bahwa dalam menghitung laba dengan menbandingkan pendapatan atas biaya (macthing cost aginst revenue). Menurut PSAK No. 46 paragraf ketujuh laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.
Laba dalam laporan keuangan sering digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dan kreditor sehingga laba tersebut sering direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen untuk mempengaruhi keputusan akhir pihak-pihak tersebut. Pentingnya informasi laba akuntansi tercantum secara jelas dalam PSAK No. 25, yaitu : laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan selama satu periode terntentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut sering kali digunakan untuk meperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas yang di masa yang akan datang. Dalam hal ini, informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja adalah penting.

E.       Laporan Keuangan
1.         Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang utama untuk perseroan adalah laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah alat utama perusahaan untuk menyampaikan informasi akuntansi kepada pihak luar perusahaan (SFAC No 1 (1978)). Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi apabila publikasi laporan keuangan tersebut menvebabkan reaksi pasar. Istilah reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan pelaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi membeli ataupun menjual saharn (Adjie, 2003 dalam Fathul, 2009).
2.         Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang mengikhtisarkan penerimaan dan pengeluaran kas dari sebuah kesatuan usaha untuk suatu periode waktu tertentu. Laporan arus kas melaporkan nilai bersih arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan perusahaan. Selain itu juga menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari masing-masing aktivitas tersebut.
Laporan arus kas merupakan salah satu komponen laporan keuangan yang wajib untuk disampaikan oleh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek pada laporan keuangannya. Laporan arus kas sendiri berguna untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu entitas untuk satu periode.

F.        Kriteria Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi bisa dikatakan berkualitas bila memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya.
Manfaat laporan informasi akuntansi paling tidak harus sama dengan biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar daripada manfaat yang bisa diterima oleh pemakaian informasi tersebut.
2. Dapat dimengerti.
Informasi akuntansi dapat dimengerti oleh pemakai bila dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pemakai.
3. Relevan.
Agar informasi akuntansi relevan, maka dipilih metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang sesuai dan bisa membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan.
4. Dapat diuji.
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya oleh para penguji independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Netral.
Informasi akuntansi harus ditujukan pada kebutuhan umum pemakai, bukan pada kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak tertentu.
6. Menyajikan yang seharusnya.
Informasi akuntansi bisa dipercaya, bila menyatakan yang sebenarnya atau menyajikan yang seharusnya.
7. Nilai prediksi.
Informasi akuntansi tentang posisi keuangan masa lalu memiliki nilai prediksi. Artinya, dapat dipakai sebagai dasar memprediksi atau meramalkan masa depan.
8. Feedback (umpan balik).
Umpan balik bisa berupa pembenaran atau penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
9. Tepat waktu.
Informasi akuntansi harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan/kebijakan perusahaan dan untuk mencegah tertundanya pengambilan keputusan/kebijakan.
10. Dapat dibandingkan atau konsisten.
Informasi akuntansi yang disajikan harus dapat memudahkan pemakai untuk membandingkannya dengan informasi sejenis dari perusahaan lain. Dan perbedaan informasi akuntansi yang diperoleh harus disebabkan oleh faktor keadaan ekonomi, bukan disebabkan oleh perbedaan prinsip atau metode/prosedur.

G.      Manfaat Informasi Akuntansi
Proses penggunaan akuntansi dalam menyajikan informasi kepada para pemakainya dapat Anda lihat pada diagram berikut ini.
http://kamarche99.files.wordpress.com/2008/09/akt1012_01.gif?w=655
Penggunakan informasi akuntansi adalah Investor, Kreditur, Pemerintah, Karyawan dan begitu juga Manajer atau Pemimpin Perusahaan. Jadi informasi akuntansi itu berguna bagi mereka sebagai dasar pengambilan keputusan masing-masing, serta dapat memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik, dan mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.
Dengan demikian kegunaan akuntansi yaitu:
a.       untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan\
b.      untuk mempertanggungjawabkan manajemen kepada pemilik; dan
c.       untuk mengetahui perkembangan perusahaan.

























BAB II PENUTUP

Kesimpulan :
informasi akuntansi sebagai informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan – pilihan diantara alternatif-alternatif tindakan. Penggunaan informasi akuntansi itu untuk perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional (Anthony, 1965; Simons,1991).
Informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan dan impelemntasi keputusan-keputusan perusahaan (Arnold and Hope, 1990). Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. Informasi akuntansi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu (a) informasi operasi; (b) informasi akuntansi manajemen; dan (c) informasi akuntansi keuangan.
Informasi akuntansi bisa dikatakan berkualitas bila memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Perbandingan antara manfaat dan biaya.
Manfaat laporan informasi akuntansi paling tidak harus sama dengan biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar daripada manfaat yang bisa diterima oleh pemakaian informasi tersebut.
2. Dapat dimengerti.
Informasi akuntansi dapat dimengerti oleh pemakai bila dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pemakai.
3. Relevan.
Agar informasi akuntansi relevan, maka dipilih metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang sesuai dan bisa membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan.


4. Dapat diuji.
Informasi akuntansi harus dapat diuji kebenarannya oleh para penguji independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
5. Netral.
Informasi akuntansi harus ditujukan pada kebutuhan umum pemakai, bukan pada kebutuhan dan kepentingan pihak-pihak tertentu.
6. Menyajikan yang seharusnya.
Informasi akuntansi bisa dipercaya, bila menyatakan yang sebenarnya atau menyajikan yang seharusnya.
7. Nilai Prediksi.
Informasi akuntansi tentang posisi keuangan masa lalu memiliki nilai prediksi. Artinya, dapat dipakai sebagai dasar memprediksi atau meramalkan masa depan.
8. Feedback (umpan balik).
Umpan balik bisa berupa pembenaran atau penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
9. Tepat waktu.
Informasi akuntansi harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan/kebijakan perusahaan dan untuk mencegah tertundanya pengambilan keputusan/kebijakan.
10. Dapat dibandingkan atau konsisten.
Informasi akuntansi yang disajikan harus dapat memudahkan pemakai untuk membandingkannya dengan informasi sejenis dari perusahaan lain. Dan perbedaan informasi akuntansi yang diperoleh harus disebabkan oleh faktor keadaan ekonomi, bukan disebabkan oleh perbedaan prinsip atau metode/prosedur.





DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: